Matchday 17: Awal Skenario Akhir Tahun di Madejski Stadium

Image
Selebrasi Eisfeld, Ollie G dan Jenko di Madejski Stadium

Ilustrasi

It’s ooh to be a Gooner. Terlempar dari Carling Cup, kini Arsenal harus memaksimalkan empat game terakhir di tahun 2012; yaitu dua game tandang melawan Reading dan Wigan, serta dua ‘tricky’ home game dengan West Ham dan Newcastle.

Setelah kemenangan 5-2 heroik atas Spuds, Arsenal hanya sanggup mengumpulkan 5 poin dari 4 pertandingan. Ditahan imbang Everton yang sedang on fire bisa dimaklumi, imbang atas Aston Villa & dipecundangi Swansea di Emirates membuat Arsenal lagi-lagi diyakini akan mengakhir musim tanpa gelar.

Menjadi menyebalkan karena kemenangan demi kemenangan itu harus dicapai hanya demi mengamankan zona Liga Champions atau empat besar. Bukan juara paruh musim yang kerap dijadikan patokan siapa juara liga selanjutnya oleh para petaruh, pengamat dan pecinta sepakbola.

Tiga poin adalah mutlak mengingat klub pengincar 4 besar lain seperti West Brom dan Everton hanya mampu meraih hasil imbang minggu ini. Jika menang, Arsenal bersama dua klub tersebut akan sama-sama mangantongi 27 poin. Namun Arsenal lebih unggul di perolahan selisih gol sehingga otomatis akan menduduki posisi kelima di klasemen.

Sebelum ganti tahun, Everton akan menghadapi West Ham, Wigan dan Chelsea sedangkan West Brom menantang Norwich, QPR dan pemuncak klasemen sementara United. Tim-tim yang mereka hadapi lebih sulit terutama di laga terakhir karena harus berhadapan dengan tim tiga besar dimana Arsenal ‘hanya’ akan menjajal Newcastle yang bukan hanya tampil berantakan musim ini tapi juga dilanda badai cedera.

The Spartan Royals

Reading adalah satu dari tiga klub yang berhasil kembali naik kasta EPL — setelah empat musim absen — dengan menjuarai NPower Football League Championship musim lalu. Namun dibanding dua tim promosi lain, Reading dibawah asuhan Brian McDermott tampil buruk dengan menduduki posisi terbawah klasemen.

Sejauh ini mereka hanya mengumpulkan 9 poin dari 16 laga dengan catatan sekali menang, 6 seri dan 9 kali kalah. Mereka bahakan mencatatkan dirinya sebagai tim dengan rekor kekalahan beruntun terbanyak musim ini dengan (5 kali sejak 24 November – 11 Desember).

Sebuah catatan menarik dari tim yang dijuluki The Royals ini, meski menduduki posisi terbawah, catatan gol dan gol kemasukkan mereka bukan yang terburuk di liga. Produktivitas mereka dalam menjebol gawang lawan menandakan bahwa tim ini punya semangat juang yang tinggi atau spartan meski di akhir pertandingan harus mengakui keunggulan lawannya. Bisa dilihat saat mereka menghadapi United (3-4), Wigan (2-3), Chelsea (2-4) dan tentu saja saat kalah 5-7 dari Arsenal di Carling Cup setelah di babak pertama secara fantastis unggul dengan skor 4-1.

Dalam laga kontra Chelsea mereka sempat unggul 2-1 hingga menit 69. Melawan United mereka mampu membuat kejutan sanggup memimpin 3-2 hingga menit 30 dengan dua gol hasil set piece.

Memang, meraih gol lewat set piece atau bola-bola mati adalah salah satu keunggulan mereka. Dari 19 gol, 7 diantaranya tercipta melalui set piece; menempatkan mereka di urutan ke-5 sebagai tim terbanyak mencetak gol melalui set piece setelah United, City, Sunderland dan Norwich.

Reading adalah penganut sepakbola kick and rush Inggris klasik. Bermain dengan formasi 4-4-2 sambil memanfaatkan lebar lapangan dengan melepas banyak bola lambung dengan rasio 29 melepas crossing per game. Bek kiri Nicky Shorrey  adalah kunci serangan Reading dengan torehan 4 assist dan 3,3 key passes per game.

Brian McDermott adalah produk Arsenal Academy di era 80an akhir

QPR berhasil meraih kemenangan pertama EPL-nya kemarin, yang membuat mereka untuk pertama kalinya beranjak dari posisi buncit sejak 10 November. Selain itu pelatih mereka Brian McDermott juga baru saja merayakan tiga tahun masa kepelatihannya di Reading.

Momentum

“Kita harus merubah situasi seperti ini. Ini nyata dan menambah tekanan terhadap kita. Kondisi seperti ini sudah terlalu lama untuk klub seperti Arsenal. Kita biasa memenangi banyak trofi jadi tidak ada alasan kenapa kita tidak bisa meraihnya lagi. Kita punya banyak pemain bagus. Sepertinya ada penyakit mental yang harus dihilangkan” – Jack Wilshere

Bosan rasanya mendengar kutipan wawancara pemain setelah Arsenal kalah. “We have to bounce back next game”, itu-itu saja yang terucap tanpa bukti kongkrit di lapangan.

I know it’s hard to support Arsenal. But it’s impossible to not love this great AFC, innit?

Ditengah ramainya serangan media di Arsenal setelah kekalahan atas Reading, membaca wawancara Super Jack kemarin sedikit memberi harapan bahwa passion itu ada. Apalagi disitu disebutkan tentang kepastiannya memperpanjangan kontrak dan hasratnya untuk menjadi kapten Arsenal. Mengutip Daily Mirror, perpanjangan kontrak yang ditaksir senilai 20 juta poundsterling ini sebagai hadiah natal buat Arsenal dan para pendukungnya

Catatan pertemuan head-to-head dengan Reading juga sangat positif. Enam pertemuan terakhir Arsenal selalu menang dengan catatan 21 gol dan 10 gol kemasukkan.

Alam raya seakan ikut berharap Arsenal menang dengan berita cedera beberapa pemain Reading. Kiper utama Alex McCarthy dan centreback mereka Sean Morrison  dipastikan tidak tampil karena cedera. Ditambah striker bongsor Pavel Pogrebnyak, Jason Roberts dan Jimmy Kebe juga diragukan kondisinya untuk tampil.

My Preferred Starting Eleven

Sampai saat ini Arsenal belum menemukan line-up terbaiknya. Performa yo-yo beberapa pemain utama adalah sebab hasil negatif Arsenal di beberapa pertandingan terakhir.

Arsenal bisa berharap pada kombinasi maut sayap kiri antara Gibbo-Poldi seperti yang mereka tunjukkan di pertandingan melawan Liverpool dan Southampton.

Musim lalu selain torehan gol RvPrick, salah satu kunci kebangkitan Arsenal adalah comeback-nya our little Mozart Thomas Rosicky yang berperan sebagai motor dan dirigen alur permainan.

Pengaruh Super Tom juga berlanjut di pertandingan kontra Bradford. Lihat bagaimana mentoknya Cazorla dan Jack Wilshere sebelum dia masuk di menit 60-an akhir. Kerap kali salah umpan dan dispossessed. Super Tom is a game changer while other ore biding their time stuck in meaningless feet-to-feet passes.

Cazorla digeser ke kanan — posisi yang dia akrabi di Villareal — dan dengan cair akan bertukar posisi dengan Super Tom. Arsenal kerap kalah saat Cazorla dimatikan — seperti saat kontra Chelsea dan Schalke Away — dan dengan memainkan dua versatile midfielder diharapkan mampu mengambil alih alur permainan.

Kondisi Theo Walcott yang baru pulih dari dan The ‘out-of-form’ Ox disiapkan sebagai supersub untuk menggedor pertahanan Reading yang kerap kewalahandi menit-menit akhir pertandingan.

Arsenal harus mewaspadai dua striker bertipe poacher mereka, Noel Hunt (2 gol) dan Adam Le Fondre (4 gol) yang berbahaya dalam memanfaatkan umpan lambung dari eksekusi set piece. Untungnya centreback Sean Morrison yang sejauh ini sudah mencetak dua gol dipastikan tidak tampil akibat cedera yang dia dapat saat melawan Southampton.

Kemenangan dengan skor telak akan melonggarkan beban Arsenal sebelum Boxing Day. Skenario awal akhir tahun di Madejski ini ibarat langkah pertama untuk mengembalikan kepercayaan diri Arsenal yang lagi-lagi runtuh.

2 thoughts on “Matchday 17: Awal Skenario Akhir Tahun di Madejski Stadium

  1. wow. nice vision dear indocannon. looking forward for more. sorry baru kebaca sekarang. hope we can discuss something new as a gooners. cheers mate

    Like

Tinggalkan Komentar: